Gedung Kuliah Bersama masih sepi, secara itu masih jam setengah 7 pagi…
Rio, 20 tahun, mahasiswa tingkat dua di salah satu Universitas Swasta di Malang, bukan tipe yang rajin masuk pagi, pemandangan aneh adalah saat dia sudah berada di kampus sepagi itu, untuk ikut kelas susulan dengan anak angkatan bawah. Matanya masih sayup, dandanannya rapi, kemeja biru muda dan jins cokelat itu terlihat padu, dipundaknya menggantung sebuah tas yang tampak agak kosong, mungkin isinya cuma sebuah buku dan pulpen.
Dilihatnya sekeliling, baru ada beberapa mahasiswa yang datang, wajahnya tampak datar beberapa menit, dan mendadak sumringah, sambil berdiri dia merapikan baju, perlahan dia mendekati pintu lift
“Anak muda yang rajin, jam segini udah dateng aja”
Sedikit modus yang basi dari Rio, ya pagi itu adalah sebagian upayanya untuk mendekati Ajeng, adik tingkatnya di Fakultas Ekonomi. Ajeng cukup favorit di kampus, cantik dan pintar, kabarnya dia lebih milih masuk Manajemen dari pada Kedokteran walaupun sebenernya diterima disana.
“Anak tua rajin juga, tumben balik clubing udah wangi”
“Weee enak aja, aku ikut kelas tambahan Pak Zein, enak ga sih diajar tuh orang? deg-degan nih, kalo ga lulus lagi kan ga bisa KKN aku “
“Mmmm enak aja sih, eh ngomong-ngomong kok liftnya lama ya?”
……
10 menit kemudian mereka terlihat duduk di sebuah kursi di lantai 6, Rio memandang Ajeng yang masih terengah-engah, sebagai cowok normal pikirannya sedikit kemana-mana hingga akhirnya suara Ajeng membuyarkan fantasinya
“Pake mati segala tuh lift, capek”
“Iya payah banget! gempor nih kaki”
Dibalik nada kesal Rio tersimpan kebahagiaan, meniti tangga demi tangga sampai ke lantai puncak bersama pujaan hati, batinnya mulai berpuisi, itu hari terindahnya bulan ini.
Kelas dimulai, cahaya matahari pagi merasuk lewat celah-celah jendela, dan cahaya senyum Ajeng masuk melewati celah-celah hatinya…
Posted by Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.
