Masih tetap tentang pagi dimana fajar  selalu datang dengan harapan baru, pagi itupun harapan-harapan baru tersirat dari wajah-wajah bahagia, ratusan mahasiswa bertoga memenuhi halaman parkir UMM Dome, sebenarnya ini juga tentang akhir perjalanan panjang, dan awal perjalanan panjang yang baru.

Perjalanan yang diawali dengan satu langkah awal, kemudian disusul langkah-langkah kecil maupun besar sambil sesekali dihiasi lompatan dan jalan mundur. Diwarnai dengan jatuh dan bangun,, senyum dan tangis, kini sampai pada sebuah batas.

Sebuah batas antara dunia kini dan masa depan, dimana harapan maupun keputus asaan baru mulai dirajut, dimana perenungan mulai terlihat sayup-sayup.

Perenungan tentang beberapa bulan yang telah lewat, sekarang sudah tak sepedih kemarin, sudah lebih baik. Merelakan adalah obat dari setiap kehilangan, dan Rio tahu persis itu

Dilintasinya Gedung kuliah bersama, gedung dimana dia dan Ajeng bertemu untuk pertama kalinya, di gedung 6 lantai itu dia pernah meniti setiap tangga karena lift mati, melawan dingin dan kantuk hanya untuk melihat sebuah senyum, di gedung itu, ya disitu mereka bertiga bertemu, Rio, Ajeng, dan silaunya fajar.

Sudah 15 menit dia berdiri menatap gedung itu, terakhir kali mungkin, sejenak saja bernostalgia tak ada salahnya, pikir Rio.


"Kamu ngapain Rio?"

"Aku udah 4 tahun lebih naik turun gedung ini"

"Dan kamu merasa gedung ini sangat berarti?"

"Iya, banyak hal terjadi disini, gedung ini menyaksikan itu semua"

"Itu semua? "

"Kamu lihat lantai paling atas itu, aku suka pemandangan pagi disitu"

"Kenangan tentang sesuatu ya?"

"Mmm iya, sesuatu yang masih aku ingat dan ingin aku lupakan"

"Tentang seseorang yang memiliki sebagian masa lalumu?"

 "Kurang lebih seperti itu. Menurutmu... manakah yang lebih penting, masa lalu atau masa depan?"

"Keduanya... tapi kita harus selalu memilih mana yang akan kita jalani..."



Sedikit banyak Rio akhirnya mengerti bahwa masa lalu sudah berlalu, dan masa depan sedang menunggu untuk dijalani, masa yang belum dia ketahui akan berjalan seperti apa. Masa lalu dan masa depan dipertemukan oleh masa kini, masa dimana keputus asaan lama diakhiri dan tempat dimana harapan baru muncul, lewat berbagai cara.

Dan kali ini sepertinya harapan itu dibawa oleh seseorang, dan lewat dia (sepertinya) langkah baru akan dimulai.



"... Seperti apa masa lalu itu? aku ingin sedikit melihat"

"Aku sudah melupakan semuanya, awal dan semua isinya"

"Karena?"

"Karena semuanya sudah selesai, dan yang baru sudah siap dimulai" katanya sambil tersenyum ke perempuan itu.


Digandenganya tangan masa depan itu ke arah matahari, jika harus melupakan pagi dia akan melakukannya, tapi percuma karena besok pagi juga akan menyapa kembali, lebih baik seperti ini, dimana pagi tetap menemani, tapi bukan untuk mengenang masa lalu, tapi berjalan kedepan... dan terus kedepan.



**TAMAT**