Assalamualaikum wr. wb.


Hai Ajeng, semoga kabarmu baik-baik saja disana apakah kamu sehat? kala mengetik ini aku berharap setelahnya kau akan  menyimpulkan senyum manis dibibirmu tanda bahwa selain kamu sehat kamu juga tidak sedang sedih karena kamu tahu kan kalo kamu sedih seringkali aku juga merasa sedih, bercampur bingung.


Aku disini baik, aku rajin makan sayur sesuai keinginan kamu, juga mengurangi rokok. Ngomong-ngomong aku tadi baru dari ruangan Pak Zein, dan kabar baiknya aku bisa ikut KKN bulan Mei nanti, semua atas dukungan dan bantuan dari kamu, aku inget kamu sampe pergi dan pinjem buku karangan Prof. Dr. Saleh Arif ke perpustakaan Kota buat melengkapi bahan tugas Ekonomi Makro ku, makasih ya Mbem :')


Beberapa hari ini aku mencoba menghubungimu via SMS, Telefon, Message Facebook, sampai Pesan Pribadi di twitter, tapi tidak satupun terbalas, ada apa Jeng? ceritakan padaku, aku akan mendengarnya, bukankah tiap ada masalah aku juga cerita ke kamu, apa ada anggota keluargamu yang sakit? kudengar papamu punya darah tinggi, apa kamu punya kesibukan disana? apa ibumu menikahkanmu dengan dokter muda anak dari temannya itu? maaf aku jadi cerewet,  aku tak habis pikir apa yang terjadi karena sebelum kita loss contact malamnya kamu dan aku masih membahas Analisis Marketing sambil bercanda.


Apa ada yang mengganggumu dan itu ada kaitannya dengan hubungan kita? aku bilang hubungan kita karena aku tidak merasa kamu menganggapku sekedar teman, dan aku... aku menganggapmu lebih-lebih dari sekedar teman Jeng, iya, aku suka kamu, aku sayang kamu, dan sekarang kamu tahu kan.


Terserah kalo ada yang bilang aku cemen karena mengungkapkan perasaan lewat email, tapi kalo aku boleh memilih aku akan mengungkapkannya langsung dari bibirku, kupegang erat jemarimu lalu akan kubisikkan pelan-pelan, akan kulakukan bila aku bisa, iya kalo aja aku bisa Jeng. Tapi sekarang saja aku tak tahu kemana kamu pergi, aku ingin menunggu kamu kembali, dan menyatakan semua ini, tapi kapan? aku takut semua terlambat, maka menurutku lebih baik bila kamu tahu, dan aku bisa lega bisa menyatakan perasaanku.


Boleh agak lebai kan? kalo boleh plis jawab suratku ini, aku tahu kamu menerimanya, aku tahu setiap minggu kamu mengirim sebuah jurnal ekonomi lewat email ini kan. Jawab lewat apa saja, disini boleh, SMS juga bisa, apapun itu sampaikan kabarmu padaku, agar tak ada lagi curiga menyiksa, agak tak perlu rindu menyudutkanku, agar terbayang lagi senyum dan tawamu dalam benakku.


Dalam kepungan hapar dan cemas,


Haryo Pramudito