Pernahkah engkau sadari
Bahwa kau selalu menyadarkan akuBukan engkau
"Kamu barusan nyanyi lagu apa Wir?"
"Tuh kan ini anak maen muncul aja, dasar nakal "
"Hihihi jangan sewot dong" katanya sambil mengikat tali sepatunya "Ayo kita berangkat"
"Yuk!"
Hujan yang mengguyur kota Malang sejak sore tadi masih menyisakan gerimis, langit senja ini masih sama dengan langit dimana pertama kali aku bertemu dengannya. Aku dan Zizi menyusuri dinding-dinding basah menuju sebuah Mall berjalan kaki saja, bagi kami ini pilihan terbaik dimana kami bisa menghabiskan waktu untuk berbincang tentang banyak sekali hal.
"Aaaah aku ga sabar buat ketawa-ketawa nanti"
"Jangan gila please, kita bukan lagi mau nonton di ruang tamu rumahmu"
"Biarin lah, dan itu nanti, itu nanti Johny Englishnya pasti mirip kamu" katanya sambil menirukan salah satu gerakan linglung Mr. Bean.
"Nanti asik kali ya kalo kita bikin film bareng, film tentang kita gitu"
"Atau novel"
"Lagu juga boleh"
"Wiraaa kita berdua kan sama-sama ga bisa nyanyi, gimana kalo cerpen?"
"Mmm nice idea, tandem nih kita?"
Dia hanya tersenyum lalu menarik lengan bajuku, kami berlari-lari kecil menuju pintu masuk, aroma Espresso la Crème khas Baker's King menyambut kehadiran kami. Lantai 4 selalu ramai seperti biasanya, beranda 21 Matos juga sudah lumayan sesak, kebanyakan berpasang-pasangan secara wajar, laki-laki dan perempuan.
Bilakah engkau mengerti
Semua yg ada di hatiku ini
Ku hanya ingin dekatmu
Namun kau selalu menyadarkan aku
Bukan engkau
*
"Aku akan balik ke Malang lagi kok, 6 bulan itu gak lama Zizi"
"Menurut aku itu lama!"
""Oke, nanti aku akan ambil libur untuk mengunjungimu di Malang, atau kamu bisa kesini waktu libur UAS, kita jalan-jalan disini"
"Nggak Wir.."
"Nggak gimana?"
"Lebih baik kalo kita temenan aja"
Aku ingin langsung menjawab pernyataan itu, menolaknya mentah-mentah dengan semua egoku, kami benar-benar nyaman menjalani semua dan kepergianku ke Bandung pun hanya sementara, itu pikirku. Aku tak pernah berpikir ada orang lain dihatinya, seperti halnya aku menjadikannya satu-satunya dihatiku
Diujung telefon sebelah sana keheningan menelan perempuan cantik itu dalam sepi, tak satu katapun terucap, hanya terdengar beberapa hela nafas yang agak tersengal.
"Kamu tahu saat keputusan ini diambil kita tak mungkin lagi mengulang semua?"
"Iya, aku tahu "
Kau yg selalu bilang, selalu bilang
Tuk tetap aku di sini
Takkan berarti
Pembicaraan terakhir kami, hanya lewat udara, dan ditutup tanpa senyum dan sapa.
*
"8 lah dari skala 10"
"Iya, tapi kasian si Johny Englishnya"
"Ya, kita gak selalu bisa menjadi orang yang kita inginkan Zizi"
"Iya gitu?"
"Iya, seperti kata kamu, kita gak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan..."
"Begitupun dengan pasangan" potongnya "Tapi aku sekarang sedang bersama orang yang aku ingin dan butuhkan"
"Really! dan kamu bahagia?"
"Iya"
Kepalanya bersandar dibahuku, hujan kembali turun, kini membasahi lampu Kota di sepanjang jalan Veteran, dan dijalan itu, pertama kami bertemu.
(set full volume to Dimana Aku Disini - Naif)
Bahwa yg kau bilang, yg kau bilang
Kita saling memiliki
Dimana aku di sini
Dimana aku di sini
Dimana aku di sini
-----------------------------------------------------------------------------------
Inspired by Dimana Aku Disini - Naif
Mengenang momen 16 Oktober 2011 dan 3 bulan dibelakangnya
Posted by Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.
