Archive for Desember 2012
Hujan gerimis membasahi beranda sebuah kedai kopi bercat hijau-coklat di sekitar Kota Lama, Malang. Kedai kopi sederhana itu menghadap ke Barat. Maka bila sore hari kadang sinar matahari sering masuk dan menyilaukan pengunjung yang duduk di bagian depan. Mungkin karena itulah kedai kopi itu dinamai "Silau Senja". Silau Senja menyimpan banyak kisah sejak dibangun pada tahun 1992. Tanggal 14 Februari, tepat dengan perayaan hari Valentine. Dan sore itu sebuah kisah baru terukir disana.
Nama lengkapnya Mahardika Wisnu Pratama. Di kampus semuanya memanggil Wisnu. Kini dia duduk di salah satu sudut Silau Senja, hanya diam dari tadi sambil memandangi selembar foto. Sejenak dia menghela nafas, seperti hendak menitipkan beban yang dirasakannya kepada angin semilir yang kebetulan lewat.
*
"Kamu pasti bisa menemukan perempuan yang lebih baik dari aku Wisnu"
"Tapi Win..."
"Wisnu kamu inget kan dulu saat awal tahun, aku hanya ordinary people buat kamu" sejenak perempuan itu mengalihkan pandangan dari Wisnu, matanya tampak nanar "Kamu cukup baik untuk mendapatkan perempuan yang lebih baik dari aku" lanjutnya.
"Nggak Win, kita bisa melewati semua ini bersama. Kamu percaya kan?"
"Wis, sudahlah. Kalo kita berjodoh Tuhan pasti akan mempertemukan kita kembali"
"Kamu yakin?"
Perempuan itu dengan segera bangkit dari tempat duduknya, meraih tas abu-abu yang ada di meja kemudian pergi berlalu begitu saja. Satu hal, dia tampak tak ragu.
*
Diusapnya pelan foto yang sedari tadi ada di tangannya. Sesosok pria dan wanita yang bersanding mesra disitu. Kini si pria sedang menunduk lesu, si perempuan telah berlalu meninggalkanya beberapa menit yang lalu. Gelas Green Tea Float yang dipesannya bahkan belum diangkat oleh pelayan. Semua berjalan begitu cepat. Terlihat jelas Wisnu belum cukup siap untuk semua itu.
"Sudah selesai?" tiba-tiba terdengar suara sesosok laki-laki dari arah belakang.
Wisnu hanya sedikit melirik, tidak menjawab pertanyaan pria itu.
"Sudah selesai?" laki-laki dengan hoodie merah tua itu mengulang pertanyaannya. Kini Ia duduk berhadapan dengan Wisnu.
Wisnu hanya terdiam, menunduk lesu "Iya, sudah"
"Lalu bagaimana?"
"Aku butuh waktu"
"Apa! lagi?"
"Iya, ini yang terakhir kali, percayalah. Aku tak akan meminta waktu lagi"
"Oke, kali ini apa rencananya"
"Kita lihat saja!" Wisnu bangkit dari duduknya. Berhenti sejenak, kemudian merobek foto yang sudah dilihatnya bermenit-menit yang lalu, meninggalkannya begitu saja di atas meja. Tatapan matanya kosong. Kakinya mulai melangkah meninggalkan barisan meja Silau Senja. Lelaki berhoodie merah ikut berdiri dan mengekor di belakang Wisnu. Di bibirnya tampak segaris senyum, entah berarti apa.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berlanjut dalam seri "Perkara Mengirim Senja #2"
Judul diambil dari novel karya @Monstreza "Perkara Mengirim Senja
Posted by Unknown
Reply
Diberdayakan oleh Blogger.
